1) Pemeriksaan Kadar Air Agregat
2) Pemeriksaan Berat Volume Agregat
3) Analisis Specific Gravity dan Penyerapan Agregat Halus
4) Analisis Specific Gravity dan Penyerapan Agregat Kasar
5) Analisis Saringan Agregat Halus
6) Analisis Saringan Agregat Kasar
7) Pemeriksaan Zat Organik dalam Agregat Halus
8) Pemeriksaan Kadar Lumpur dalam Agregat Halus
Dimana hasil dari masing-masing percobaan akan digunakan untuk melakukan mix design.
- Pemeriksaan Kadar Air Agregat
Tujuan :
Pemeriksaan ini
dilakukan untuk menentukan besarnya kadar air yang terkandung dalam agregat
dengan cara pengeringan. Kadar air agregat adalah perbandingan antara erat
agregat dalam kondisi kering terhadap berat semula yang dinyatakan dalam
persen. Nilai kadar air ini digunakan untuk koreksi tekanan air untuk adukan beton
yang disesuaikan dengan kondisi agregat di lapangan.
Alat dan Benda Uji :
a. Timbangan
dengan ketelitian 0,1% dari berat contoh
b. Oven
suhunya dapat diatur sampai (110±5)oC
c. Talam
logam tahan karat berkapasitas cukup besar bagi tempat pengeringan benda uji
Dengan Berat minimum contoh
agregat dengan diameter maksimum 5 mm adalah 0,5 kg.
Prosedur Praktikum :
a. Timbang
dan catat berat talam (W1)
b. Masukan
benda uji ke dalam talam, dan kemudian timbang talam yang sudah berisi benda
uji (W2)
c. Hitung
berat benda uji W3 = W2 - W1
d. Keringkan
contoh benda uji bersama talam dalam oven pada suhu (110±5)oC hingga
beratnya tetap
e. Setelah
kering contoh benda uji ditimbang beserta dengan talamnya, kemudian catat
beratnya (W4)
f. Hitunglah
berat benda uji kering : W5 = W4 - W1
Hasil Praktikum :
Halus
|
Kasar
|
|
Observasi I
|
||
A.
Berat wadah
|
172
|
172
|
B.
Berat wadah + benda uji
|
2172
|
2172
|
C.
Berat benda uji (B – A)
|
2000
|
2000
|
D.
Berat benda uji
|
1803
|
1870
|
Kadar
air =
|
=
= 10,926%
|
=
= 6,951%
|
Tujuan :
Menghitung berat volume
agregat halus.
Alat dan Benda Uji :
a. Timbangan
dengan ketelitian 0,1%
b. Talam
kapasitas cukup besar untuk mengeringkan contoh agregat
c. Tongkat
pemadat diameter 15 mm, panjang 60 cm yang ujungnya bulat, terbuat dari baja
tahan karat
d. Mistar
perata
e. Sekop
f. Wadah
baja yang cukup berbentuk silinder dengan alat pemegang sesuai dengan tabel
berikut :
Kapasitas
|
Diameter
|
Tinggi
|
Tebal
Wadah
|
Ukuran
Butir Maksimum Agregat (mm)
|
|
Dasar
|
Sisi
|
||||
2,832
|
152,4±2,5
|
154,9±2,5
|
5,08
|
2,54
|
12,70
|
9,345
|
203,2±2,5
|
292,1±2,5
|
5,08
|
2,54
|
25,40
|
14,158
|
254,0±2,5
|
279,4±2,5
|
5,08
|
3,00
|
38,10
|
28,136
|
355,6±2,5
|
284,4±2,5
|
5,08
|
3,00
|
101,60
|
Dengan Benda Uji Agregat Halus
Prosedur Praktikum :
1. Masukkan
agregat ke dalam talam sekurang-kurangnya sebanyak kapasitas wadah sesuai
dengan Tabel di atas. Keringkan dengan oven, suhu pada oven (110±5)oC
sampai berat menjadi tetap untuk digunakan sebagai benda uji.
2. Berat
isi lepas
a. Timbang
dan catatlah berat wadah
b. Masukkan
benda uji dengan hati-hati agar tidak terjadi pemisahan butir-butir dari
ketinggian 5 cm di atas wadah dengan menggunakan sendok atau sekop sampai penuh
c. Ratakan
permukaan benda uji dengan menggunakan mistar perata
d. Timbang
dan catatlah berat wadah beserta benda uji (W2)
e. Hitunglah
berat benda uji (W3 = W2 - W1)
3. Berat
isi agregat ukuran butir maksimum 38,1 mm (1,5”) dengan cara penusukan
a. Timbang
dan catat berat wadah (W1)
b. Isilah
wadah dengan benda uji dalam tiga lapis yang sama tebal. Setiap lapis
dipadatkan dengan tongkat pemadat yang ditusukkan sebanyak 25 kali secara
merata
c. Ratakan
permukaan benda uji dengan menggunakan mistar perata
d. Timbang
dan catatlah berat wadah beserta benda uji (W2)
e. Hitunglah
berat benda uji (W3 = W2 - W1)
4. Berat
isi pada agregat ukuran butir antara 38,1 mm (1,5”) sampai 101,1 mm (4”) dengan
cara penggoyangan
a. Timbang
dan catatlah berat wadah (W2)
b. Isilah
wadah dengan benda uji dalam tiga lapis yang sama tebal
c. Padatkan
setiap lapis dengan cara menggoyang-goyangkan wadah dengan prosedur sebagai
berikut :
· Letakkan
wadah di atas tempat yang kokoh dan datar, angkatlah salah satu sisinya
kira-kira setinggi 5 cm kemudian lepaskan
· Ulangi
hal ini pada sisi yang berlawanan. Padatkan lapisan sebanyak 25 kali untuk setiap
sisi
d. Ratakan
permukaan benda uji dengan menggunakan mistar perata
e. Timbang
dan catatlah berat wadah beserta berat benda uji (W2)
f. Hitunglah
berat benda uji (W3 = W2 - W1)
Hasil Praktikum :
a. Kondisi
Padat
Observasi
I
|
Observasi
II
|
|
A. Volume
wadah
|
2,781
Liter
|
2,781
Liter
|
B. Berat wadah
|
2,676
Kg
|
2,676
Kg
|
C.
Berat wadah + benda uji
|
6,972
Kg
|
6,944
Kg
|
D. Berat benda uji
(C
– B)
|
4,296
Kg
|
4,268
Kg
|
Berat Volume
|
1,54
Kg/Liter
|
1,534
Kg/Liter
|
Berat Volume
Rata-rata
|
=
= 1,537 Kg/Liter
|
b. Kondisi
Gembur
Observasi
I
|
Observasi
II
|
|
A. Volume
wadah
|
2,781
Liter
|
2,781
Liter
|
B. Berat wadah
|
2,676
Kg
|
2,676
Kg
|
C.
Berat wadah + benda uji
|
6,638
Kg
|
6,655
Kg
|
D. Berat benda uji
(C
– B)
|
3,962
Kg
|
3,979
Kg
|
Berat Volume
|
1,42
Kg/Liter
|
1,430
Kg/Liter
|
Berat Volume
Rata-rata
|
=
= 1,425 Kg/Liter
|
3. Pemeriksaan Berat Volume Agregat Kasar
Tujuan :
Menghitung berat volume agregat halus.
Alat dan Benda Uji :
a. Timbangan
dengan ketelitian 0,1%
b. Talam
kapasitas cukup besar untuk mengeringkan contoh agregat
c. Tongkat
pemadat diameter 15 mm, panjang 60 cm yang ujungnya bulat, terbuat dari baja
tahan karat
d. Mistar
perata
e. Sekop
f. Wadah
baja yang cukup berbentuk silinder dengan alat pemegang sesuai dengan tabel
berikut :
Kapasitas
|
Diameter
|
Tinggi
|
Tebal
Wadah
|
Ukuran
Butir Maksimum Agregat (mm)
|
|
Dasar
|
Sisi
|
||||
2,832
|
152,4±2,5
|
154,9±2,5
|
5,08
|
2,54
|
12,70
|
9,345
|
203,2±2,5
|
292,1±2,5
|
5,08
|
2,54
|
25,40
|
14,158
|
254,0±2,5
|
279,4±2,5
|
5,08
|
3,00
|
38,10
|
28,136
|
355,6±2,5
|
284,4±2,5
|
5,08
|
3,00
|
101,60
|
Dengan benda uji yaitu agregat kasar.
Prosedur Praktikum :
Masukkan agregat
ke dalam talam sekurang-kurangnya sebanyak kapasitas wadah sesuai dengan Tabel
di atas. Keringkan dengan oven, suhu pada oven (110±5)oC sampai
berat menjadi tetap untuk digunakan sebagai benda uji.
1. Berat
isi lepas
a. Timbang
dan catatlah berat wadah
b. Masukkan
benda uji dengan hati-hati agar tidak terjadi pemisahan butir-butir dari
ketinggian 5 cm di atas wadah dengan menggunakan sendok atau sekop sampai penuh
c. Ratakan
permukaan benda uji dengan menggunakan mistar perata
d. Timbang
dan catatlah berat wadah beserta benda uji (W2)
e. Hitunglah
berat benda uji (W3 = W2 - W1)
2. Berat
isi agregat ukuran butir maksimum 38,1 mm (1,5”) dengan cara penusukan
a. Timbang
dan catat berat wadah (W1)
b. Isilah
wadah dengan benda uji dalam tiga lapis yang sama tebal. Setiap lapis
dipadatkan dengan tongkat pemadat yang ditusukkan sebanyak 25 kali secara
merata
c. Ratakan
permukaan benda uji dengan menggunakan mistar perata
d. Timbang
dan catatlah berat wadah beserta benda uji (W2)
e. Hitunglah
berat benda uji (W3 = W2 - W1)
3. Berat
isi pada agregat ukuran butir antara 38,1 mm (1,5”) sampai 101,1 mm (4”) dengan
cara penggoyangan
a. Timbang
dan catatlah berat wadah (W2)
b. Isilah
wadah dengan benda uji dalam tiga lapis yang sama tebal
c. Padatkan
setiap lapis dengan cara menggoyang-goyangkan wadah dengan prosedur sebagai
berikut :
· Letakkan
wadah di atas tempat yang kokoh dan datar, angkatlah salah satu sisinya
kira-kira setinggi 5 cm kemudian lepaskan
· Ulangi
hal ini pada sisi yang berlawanan. Padatkan lapisan sebanyak 25 kali untuk setiap
sisi
d. Ratakan
permukaan benda uji dengan menggunakan mistar perata
e. Timbang
dan catatlah berat wadah beserta berat benda uji (W2)
f. Hitunglah
berat benda uji (W3 = W2 - W1)
Hasil Praktikum :
a. Kondisi
Padat
Observasi
I
|
Observasi
II
|
|
3.3.1. Volume
wadah
|
2,781
Liter
|
2,781
Liter
|
B. Berat wadah
|
2,676
Kg
|
2,676
Kg
|
C.
Berat wadah + benda uji
|
6,571
Kg
|
6,571
Kg
|
D. Berat benda uji
(C
– B)
|
3,895
Kg
|
3,895
Kg
|
Berat Volume
|
1,400
Kg/Liter
|
1,400
Kg/Liter
|
Berat Volume
Rata-rata
|
=
= 1,400 Kg/Liter
|
b. Kondisi
Gembur
Observasi
I
|
Observasi
II
|
|
a. Volume
wadah
|
2,781
Liter
|
2,781
Liter
|
B. Berat wadah
|
2,676
Kg
|
2,676
Kg
|
C.
Berat wadah + benda uji
|
6,191
Kg
|
6,223
Kg
|
D. Berat benda uji
(C
– B)
|
3,515
Kg
|
3,547
Kg
|
Berat Volume
|
1,26
Kg/Liter
|
1,275
Kg/Liter
|
Berat Volume
Rata-rata
|
=
= 1,2675 Kg/Liter
|
4. Analisis Spesific Gravity dan Penyerapan Agregat Halus
Tujuan :
Menentukan Specific Gravity adalah karakteristik
umum yang digunakan untuk menghitung volume yang ditempatkan oleh agregat dalam
berbagai campuran, termasuk semen, beton aspal, dan campuran lainnya yang
proporsional.
Alat dan Benda Uji :
a. Timbangan
dengan ketelitian 0,1 gram atau kurang yang mempunyai kapasitas minimum sebesar
1000 gram atau lebih
b. Piknometer
dengan kapasitas 500 gram
c. Cetakan
kerucut pasir
d. Tongkat
pemadat dari logam untuk cetakan kerucut pasir
Berat contoh agregat
halus disiapkan sebanyak 1000 gram. Contoh diperoleh dari bahan yang diproses
melalui alat pemisah atau perempatan.
Prosedur Praktikum :
a. Agregat
halus yang jenuh air dikeringkan sampai diperoleh kondisi kering dengan
indikasi contoh tercurah dengan baik
b. Sebagian
dari contoh dimasukan dalam metal sand
cone mold. Benda uji dipadatkan dengan tongkat pemadat (tamper). Jumlah
tumbukan adalah 25 kali. Kondisi SSD diperoleh, jika cetakan diangkat,
butir-butir pasir longsor/runtuh.
c. Contoh
agregat halus sebesar 500 gram dimasukan kedalam piknometer. Kemudian
piknometer diisi dengan air sampai 90% penuh. Bebaskan gelembung-gelembung
udara dengan cara menggoyang-goyangkan piknometer, redamlah piknometer dengan
suhu air (73,4±3)0F selama 24 jam. Timbang berat piknometer yang
berisi contoh dengan air.
d. Pisahkan
benda uji dari piknometer dan keringkan pada suhu (213±130)0F.
Langkah ini harus diselesaikan dalam waktu 24 jam (1 hari)
e. Timbanglah
berat piknometer yang berisi air sesuai dengan kapasitas kalibrasi pada
temperature (73,4±3)0F dengan ketelitian 0,1 gram.
Hasil Pratikum :
Observasi
I
|
Observasi
II
|
|
A. Berat
piknometer
|
172
|
172
|
B. Berat
contoh kondisi SSD
|
500
|
500
|
C. Berat
piknometer + air + contoh SSD
|
954
|
956
|
D. Berat
piknometer + air
|
669
|
669
|
E. Berat
contoh kering
|
476
|
476
|
Apparent
Specific Gravity
|
= 2,492
|
= 2,518
|
Bulk
Specific Gravity Kondisi Kering
|
= 2,214
|
= 2,2347
|
Bulk
Specific Gravity Kondisi SSD
|
= 2,326
|
= 2,347
|
Persentase absorpsi
|
= 5,042
|
= 5,04
|
Rata-rata
|
||
Apparent
Specific Gravity
|
||
Bulk
Specific Gravity Kondisi Kering
|
||
Bulk
Specific Gravity Kondisi SSD
|
||
Persentase absorpsi
|
Tujuan :
Menentukan specific gravity dan penyerapan agregat
kasar. Dari specific gravity dapat
menentukan nilai bulk specific gravity,
bulk specific gravity SSD, atau apparent
specific gravity.
Alat dan Benda Uji :
a. Timbangan
dengan ketelitian 0,5 gram yang mempunyai kapasitas 5 kg
b. Keranjang
besi diameter 203,2 mm (8”) dan tinggi 63,5 mm (2,5”)
c. Alat
penggantung keranjang
d. Handuk
atau kain pel
Berat contoh
agregat disiapkan sebanyak 11 liter dalam keadaan kering muka (SSD = Surface
Saturated Dry). Contoh diperoleh dari bahan yang diproses melalui alat pemisah
atau cara perempatan. Butiran agregat lolos saringan No. 4 tidak dapat
digunakan sebagai benda uji.
Berat minimum
benda uji yang digunakan ditentukan berdasarkan ukuran maksimum nominal yang
dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Nominal
Maximum Size (mm)
|
Minimum
Mass (kg)
|
12,5
|
2
|
19,0
|
3
|
25,0
|
4
|
37,5
|
5
|
Prosedur Praktikum :
1. Benda
uji direndam selama 24 jam
2. Benda
uji dikeringkan permukaannya (kondisi SSD) dengan menggulungkan handuk pada
butiran
3. Timbang
contoh. Hitung berat contoh kondisi SSD = A
4. Contoh
benda uji dimasukan ke keranjang dan direndam kembali di dalam air. Temperature
air dijaga (73,4±3)0F, dan kemudian ditimbang, setelah dikeranjang
digoyang-goyangkan di dalam air untuk melepaskan udara yang terperangkap.
Hitung berat contoh kondisi jenuh = B
5. Contoh
dikeringkan pada temperature (212-130)0F. Setelah didinginkan
kemudian ditimbang. Hitung berat contoh kondisi kering = C
Hasil Praktikum :
Observasi
I
|
Observasi
II
|
||
A. Berat
contoh SSD
|
3000
gram
|
2952
gram
|
|
B. Berat
contoh dalam air
|
1771
gram
|
1769
gram
|
|
C. Berat
contoh kering udara
|
2795
gram
|
2759
gram
|
|
Apparent
Specific Gravity
|
=
= 2,729
|
=
= 2,786
|
|
Bulk
Specific Gravity Kondisi Kering
|
=
= 2,274
|
=
= 2,332
|
|
Bulk
Specific Gravity Kondisi SSD
|
=
= 2,441
|
=
= 2,500
|
|
Persentase absorpsi
|
=
= 7,334 %
|
=
= 7,00 %
|
|
Rata-rata
|
|||
Apparent
Specific Gravity
|
|||
Bulk
Specific Gravity Kondisi Kering
|
|||
Bulk
Specific Gravity Kondisi SSD
|
|||
Persentase absorpsi
|
6. Analisis Saringan Agregat Halus
Tujuan :
Menentukan distribusi
ukuran partikel dari agregat halus dengan uji saringan.
Alat dan Benda UJi :
a. Timbangan
dan neraca dengan ketelitian 0,2% dari berat benda uji
b. Satu
set saringan dengan ukuran :
Nomor
Saringan
|
Ukuran
Lubang
|
Keterangan
|
|
Mm
|
Inchi
|
||
-
|
9,5
|
3/8
|
Perangkat
saringan untuk agregat halus berat minimum contoh 500 g
|
No.
4
|
4,75
|
-
|
|
No.
6
|
2,36
|
-
|
|
No.
16
|
1,18
|
-
|
|
No.
30
|
0,60
|
-
|
|
No.
50
|
0,30
|
-
|
|
No.
100
|
0,15
|
-
|
|
No.
200
|
0,075
|
-
|
c. Oven
yang dilengkapi pengatur suhu untuk pemanasan sampai (110±5)0C
d. Alat
pemisah contoh (sampel spliter)
e. Mesin
penggetar saringa
f. Talam-talam
g. Kuas,
sikat kawat, sendok, dan alat-alat lainnya
Benda uji diperoleh
dari alat pemisah contoh atau dengan cara perempatan. Berat dari contoh
disesuaikan dengan ukuran maksimum diameter agregat kasar yang digunakan pada
tabel perangkat saringan
Prosedur Praktikum :
a. Keringkan
agregat sampel tes dengan berat yang telah ditenukan pada temperatur (110±5)0C,
kemudian dinginkan pada temperatur ruangan
b. Timbang
kembali berat sampel agregat yang digunakan
c. Persiapkan
saringan yang akan digunakan
d. Setelah
saringan disusun, letakan sampel agregat di atas saringan
e. Goyangkan
saringan dengan tangan / mesin
f. Hitung
berat agregat pada masing-masing nomer saringan
g. Total
berat agregat setelah dilakukan saringan dibandingkan dengan berat semula. Jika
perbedaannya lebih dari 0,3% dari berat semula sampel agregat yang digunakan,
hasilnya tidak dapat digunakan.
Hasil Praktikum :
Ukuran
Saringan (mm)
|
Berat
Tertahan (gr)
|
Persentase
Tertahan
|
Persentase
Tertahan Komulatif
|
Persentase
Lolos Komulatif
|
SPEC
ASTM C33-90
|
9.50
|
0
|
0
|
0
|
100
|
100
|
4.75
|
1
|
0.2
|
0.2
|
99.8
|
95
– 100
|
2.36
|
85
|
17
|
17.2
|
82.8
|
80
– 100
|
1.18
|
162
|
32.4
|
49.6
|
50.4
|
50
– 85
|
0.60
|
148
|
29.6
|
79.2
|
20.8
|
25
– 60
|
0.30
|
61
|
12.2
|
91.4
|
8.6
|
10
– 30
|
0.15
|
33
|
6.6
|
98
|
2
|
2
– 10
|
0.075
|
9
|
1.8
|
99.8
|
0.2
|
|
PAN
|
2
|
0.4
|
100.2
|
-0.2
|
|
Modulus
Kehalusan :
|
7. Analisis Saringan Agregat Kasar
Tujuan :
Menentukan distribusi
ukuran partikel dari agregat halus dengan uji saringan.
Alat dan Benda Uji :
a. Timbangan
dan neraca dengan ketelitian 0,2% dari berat benda uji
b. Satu
set saringan dengan ukuran :
Nomor
Saringan
|
Ukuran
Lubang
|
Keterangan
|
|
Mm
|
Inchi
|
||
-
|
9,5
|
3/8
|
Perangkat
saringan untuk agregat halus berat minimum contoh 500 g
|
No.
4
|
4,75
|
-
|
|
No.
6
|
2,36
|
-
|
|
No.
16
|
1,18
|
-
|
|
No.
30
|
0,60
|
-
|
|
No.
50
|
0,30
|
-
|
|
No.
100
|
0,15
|
-
|
|
No.
200
|
0,075
|
-
|
c. Oven
yang dilengkapi pengatur suhu untuk pemanasan sampai (110±5)0C
d. Alat
pemisah contoh (sampel spliter)
e. Mesin
penggetar saringa
f. Talam-talam
g. Kuas,
sikat kawat, sendok, dan alat-alat lainnya
Benda uji diperoleh
dari alat pemisah contoh atau dengan cara perempatan. Berat dari contoh
disesuaikan dengan ukuran maksimum diameter agregat kasar yang digunakan pada
tabel perangkat saringan
Prosedur Praktikum :
a. Keringkan
agregat sampel tes dengan berat yang telah ditenukan pada temperatur (110±5)0C,
kemudian dinginkan pada temperatur ruangan
b. Timbang
kembali berat sampel agregat yang digunakan
c. Persiapkan
saringan yang akan digunakan
d. Setelah
saringan disusun, letakan sampel agregat di atas saringan
e. Goyangkan
saringan dengan tangan / mesin
f. Hitung
berat agregat pada masing-masing nomer saringan
g. Total
berat agregat setelah dilakukan saringan dibandingkan dengan berat semula. Jika
perbedaannya lebih dari 0,3% dari berat semula sampel agregat yang digunakan,
hasilnya tidak dapat digunakan.
Hasil Praktikum :
Ukuran
Saringan (mm)
|
Berat
Tertahan (gr)
|
Persentase
Tertahan
|
Persentase
Tertahan Kumulatif
|
Persentase
Lolos Kumulatif
|
SPEC
ASTM C33-50
|
25.00
|
0
|
0
|
0
|
100
|
100
|
19.00
|
429
|
21.45
|
21.45
|
78.55
|
90
– 100
|
9.50
|
1362
|
68.1
|
89.55
|
10.45
|
20
– 55
|
4.75
|
184
|
9.2
|
98.75
|
1.25
|
0
– 10
|
2.38
|
21
|
1.05
|
99.8
|
0.2
|
0
– 5
|
Modulus
Kehalusan :
|
8. Pemeriksaan Zat Organik dalam Agregat Halus
Tujuan :
Pemeriksaan kadar
organik pada agregat halus dimaksudkan untuk mengetahui kadar organik yang
terkandung dalam agregat halus. Kandungan bahan organik yang melebihi batas
yang diijinkan dalam agregat halus dapat mempengaruhi mutu beton yang
direncanakan.
Alat dan Benda Uji :
a. Botol
gelas tembus pandang dengan penutup karet atau gabus atau bahan penutup lainnya
yang tidak bereaksi terhadap NaOH. Volume gelas 350 ml.
b. Standar
warna (Organik Plate)
c. Larutan
NaOH (350 ml)
Contoh pasir dengan
volume 115 ml (1/3 volume botol).
Prosedur Praktikum :
a. Masukan
115 ml pasir ke dalam botol tembus pandng (kurang lebih 1/3 isi botol)
b. Tambahkan
larutan NaOH 3%. Setelah di kocok, isinya harus mencapai kira-kira ¾ volume
botol
c. Tutup
botol gelas tersebut dan kocok hingga lumpur yang menempel pada agregat nampak
terpisah dan biarkan selama 24 jam agar lumpur tersebut mengendap
d. Setelah
24 jam, bandingkan warna cairan yang terlihat dengan standar warna no. 3 pada
organik plate (bandingkan apakah lebih tua atau lebih muda)
Hasil Praktikum :
Setelah 24 jam, warna cairan lebih muda dari indikator warna ke 3 pada organic plate.
Tujuan :
Pemeriksaan ini
bertujuan menentukan besarnya (persentase) kadar lumpur dalam agregat halus
yang digunakan sebagai campuran beton. Kandungan lumpur < 5% merupakan
ketentuan bagi penggunaan agregat halus untuk pembuatan beton.
Alat dan Benda Uji :
a. Gelas
ukur
b. Alat
pengaduk
Prxosedur Praktikum :
a. Contoh
benda uji dimasukan ke dalam gelas ukur
b. Tambahkan
air pada gelas ukur guna melarutkan lumpur
c. Gelas
dikocok untuk mencuci agregat halus dari lumpur
d. Simpan
gelas pada tempat yang datar dan biarkan lumpur mengendap setelah 24 jam
e. Ukur
tinggi pasir (V1) dan tinggi lumpur (V2)
Hasil Praktikum :
Volume total : 172 ml
Volume lumpur : 4ml
Kadar lumpur 2,3255%
Itulah serangkaian percobaan yang kami lakukan pada praktikum minggu pertama, hasil praktikum yang kami dapat akan di simpan dan digunakan sebagai data pada praktikum mix design.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar