Sabtu, 03 Desember 2016

[Praktikum Beton Pekan Ke-1] Kelompok 4 - Uji Parameter Material Pembentuk Beton - Akhmad Raynaldi


Pada minggu pertama, Saya dan teman-teman melakukan beberapa percobaan yang terdiri dari :

1) Pemeriksaan Kadar Air Agregat
2) Pemeriksaan Berat Volume Agregat
3) Analisis Specific Gravity dan Penyerapan Agregat Halus
4) Analisis Specific Gravity dan Penyerapan Agregat Kasar
5) Analisis Saringan Agregat Halus
6) Analisis Saringan Agregat Kasar
7) Pemeriksaan Zat Organik dalam Agregat Halus 
8) Pemeriksaan Kadar Lumpur dalam Agregat Halus

Dimana hasil dari masing-masing percobaan akan digunakan untuk melakukan mix design.


  1. Pemeriksaan Kadar Air Agregat
Tujuan :

Pemeriksaan ini dilakukan untuk menentukan besarnya kadar air yang terkandung dalam agregat dengan cara pengeringan. Kadar air agregat adalah perbandingan antara erat agregat dalam kondisi kering terhadap berat semula yang dinyatakan dalam persen. Nilai kadar air ini digunakan untuk koreksi tekanan air untuk adukan beton yang disesuaikan dengan kondisi agregat di lapangan.

Alat dan Benda Uji :

a.    Timbangan dengan ketelitian 0,1% dari berat contoh
b.    Oven suhunya dapat diatur sampai (110±5)oC
c.    Talam logam tahan karat berkapasitas cukup besar bagi tempat pengeringan benda uji
Dengan Berat minimum contoh agregat dengan diameter maksimum 5 mm adalah 0,5 kg.
Prosedur Praktikum :

a.       Timbang dan catat berat talam (W1)
b.      Masukan benda uji ke dalam talam, dan kemudian timbang talam yang sudah berisi benda uji (W2)
c.       Hitung berat benda uji W3 = W2 - W1
d.      Keringkan contoh benda uji bersama talam dalam oven pada suhu (110±5)oC hingga beratnya tetap
e.       Setelah kering contoh benda uji ditimbang beserta dengan talamnya, kemudian catat beratnya (W4)
f.       Hitunglah berat benda uji kering : W5 = W4 - W1

Hasil Praktikum :


Halus
Kasar
Observasi I
A. Berat wadah
172
172
B. Berat wadah + benda uji
2172
2172
C. Berat benda uji (B – A)
2000
2000
D. Berat benda uji
1803
1870
Kadar air =  x 100%
=  x 100%
= 10,926%
=  x 100%
= 6,951%
2. Pemeriksaan Berat Volume Agregat Halus


Tujuan :

Menghitung berat volume agregat halus.

Alat dan Benda Uji :

a.    Timbangan dengan ketelitian 0,1%
b.    Talam kapasitas cukup besar untuk mengeringkan contoh agregat
c.    Tongkat pemadat diameter 15 mm, panjang 60 cm yang ujungnya bulat, terbuat dari baja tahan karat
d.   Mistar perata
e.    Sekop
f.     Wadah baja yang cukup berbentuk silinder dengan alat pemegang sesuai dengan tabel berikut :
Kapasitas
Diameter
Tinggi
Tebal Wadah
Ukuran Butir Maksimum Agregat (mm)
Dasar
Sisi
2,832
152,4±2,5
154,9±2,5
5,08
2,54
12,70
9,345
203,2±2,5
292,1±2,5
5,08
2,54
25,40
14,158
254,0±2,5
279,4±2,5
5,08
3,00
38,10
28,136
355,6±2,5
284,4±2,5
5,08
3,00
101,60
           
           Dengan Benda Uji Agregat Halus

Prosedur Praktikum :

1.    Masukkan agregat ke dalam talam sekurang-kurangnya sebanyak kapasitas wadah sesuai dengan Tabel di atas. Keringkan dengan oven, suhu pada oven (110±5)oC sampai berat menjadi tetap untuk digunakan sebagai benda uji.
2.    Berat isi lepas
a.       Timbang dan catatlah berat wadah
b.      Masukkan benda uji dengan hati-hati agar tidak terjadi pemisahan butir-butir dari ketinggian 5 cm di atas wadah dengan menggunakan sendok atau sekop sampai penuh
c.       Ratakan permukaan benda uji dengan menggunakan mistar perata
d.      Timbang dan catatlah berat wadah beserta benda uji (W2)
e.       Hitunglah berat benda uji (W3 = W2 - W1)
3.    Berat isi agregat ukuran butir maksimum 38,1 mm (1,5”) dengan cara penusukan
a.       Timbang dan catat berat wadah (W1)
b.      Isilah wadah dengan benda uji dalam tiga lapis yang sama tebal. Setiap lapis dipadatkan dengan tongkat pemadat yang ditusukkan sebanyak 25 kali secara merata
c.       Ratakan permukaan benda uji dengan menggunakan mistar perata
d.      Timbang dan catatlah berat wadah beserta benda uji (W2)
e.       Hitunglah berat benda uji (W3 = W2 - W1)
4.    Berat isi pada agregat ukuran butir antara 38,1 mm (1,5”) sampai 101,1 mm (4”) dengan cara penggoyangan
a.       Timbang dan catatlah berat wadah (W2)
b.      Isilah wadah dengan benda uji dalam tiga lapis yang sama tebal
c.       Padatkan setiap lapis dengan cara menggoyang-goyangkan wadah dengan prosedur sebagai berikut :
·      Letakkan wadah di atas tempat yang kokoh dan datar, angkatlah salah satu sisinya kira-kira setinggi 5 cm kemudian lepaskan
·      Ulangi hal ini pada sisi yang berlawanan. Padatkan lapisan sebanyak 25 kali untuk setiap sisi
d.      Ratakan permukaan benda uji dengan menggunakan mistar perata
e.       Timbang dan catatlah berat wadah beserta berat benda uji (W2)
f.       Hitunglah berat benda uji (W3 = W2 - W1)


Hasil Praktikum :

a.       Kondisi Padat

Observasi I
Observasi II
A.   Volume wadah
2,781 Liter
2,781 Liter
B. Berat wadah
2,676 Kg
2,676 Kg
C. Berat wadah + benda uji
6,972 Kg
6,944 Kg
D. Berat benda uji
(C – B)
4,296 Kg
4,268 Kg
Berat Volume
1,54 Kg/Liter
1,534 Kg/Liter
Berat Volume Rata-rata
=
= 1,537  Kg/Liter

b.      Kondisi Gembur

Observasi I
Observasi II
A.   Volume wadah
2,781 Liter
2,781 Liter
B. Berat wadah
2,676 Kg
2,676 Kg
C. Berat wadah + benda uji
6,638 Kg
6,655 Kg
D. Berat benda uji
(C – B)
3,962 Kg
3,979 Kg
Berat Volume
1,42 Kg/Liter
1,430 Kg/Liter
Berat Volume Rata-rata
=
= 1,425  Kg/Liter

3. Pemeriksaan Berat Volume Agregat Kasar


Tujuan :

Menghitung berat volume agregat halus.

Alat dan Benda Uji :

a.    Timbangan dengan ketelitian 0,1%
b.    Talam kapasitas cukup besar untuk mengeringkan contoh agregat
c.    Tongkat pemadat diameter 15 mm, panjang 60 cm yang ujungnya bulat, terbuat dari baja tahan karat
d.   Mistar perata
e.    Sekop
f.     Wadah baja yang cukup berbentuk silinder dengan alat pemegang sesuai dengan tabel berikut :
Kapasitas
Diameter
Tinggi
Tebal Wadah
Ukuran Butir Maksimum Agregat (mm)
Dasar
Sisi
2,832
152,4±2,5
154,9±2,5
5,08
2,54
12,70
9,345
203,2±2,5
292,1±2,5
5,08
2,54
25,40
14,158
254,0±2,5
279,4±2,5
5,08
3,00
38,10
28,136
355,6±2,5
284,4±2,5
5,08
3,00
101,60
          Dengan benda uji yaitu agregat kasar.

Prosedur Praktikum :

Masukkan agregat ke dalam talam sekurang-kurangnya sebanyak kapasitas wadah sesuai dengan Tabel di atas. Keringkan dengan oven, suhu pada oven (110±5)oC sampai berat menjadi tetap untuk digunakan sebagai benda uji.
1.    Berat isi lepas
a.    Timbang dan catatlah berat wadah
b.    Masukkan benda uji dengan hati-hati agar tidak terjadi pemisahan butir-butir dari ketinggian 5 cm di atas wadah dengan menggunakan sendok atau sekop sampai penuh
c.    Ratakan permukaan benda uji dengan menggunakan mistar perata
d.   Timbang dan catatlah berat wadah beserta benda uji (W2)
e.    Hitunglah berat benda uji (W3 = W2 - W1)
2.    Berat isi agregat ukuran butir maksimum 38,1 mm (1,5”) dengan cara penusukan
a.    Timbang dan catat berat wadah (W1)
b.    Isilah wadah dengan benda uji dalam tiga lapis yang sama tebal. Setiap lapis dipadatkan dengan tongkat pemadat yang ditusukkan sebanyak 25 kali secara merata
c.    Ratakan permukaan benda uji dengan menggunakan mistar perata
d.   Timbang dan catatlah berat wadah beserta benda uji (W2)
e.    Hitunglah berat benda uji (W3 = W2 - W1)
3.    Berat isi pada agregat ukuran butir antara 38,1 mm (1,5”) sampai 101,1 mm (4”) dengan cara penggoyangan
a.    Timbang dan catatlah berat wadah (W2)
b.    Isilah wadah dengan benda uji dalam tiga lapis yang sama tebal
c.    Padatkan setiap lapis dengan cara menggoyang-goyangkan wadah dengan prosedur sebagai berikut :
·      Letakkan wadah di atas tempat yang kokoh dan datar, angkatlah salah satu sisinya kira-kira setinggi 5 cm kemudian lepaskan
·      Ulangi hal ini pada sisi yang berlawanan. Padatkan lapisan sebanyak 25 kali untuk setiap sisi
d.   Ratakan permukaan benda uji dengan menggunakan mistar perata
e.    Timbang dan catatlah berat wadah beserta berat benda uji (W2)
f.     Hitunglah berat benda uji (W3 = W2 - W1)

Hasil Praktikum :


a.       Kondisi Padat

Observasi I
Observasi II
3.3.1.     Volume wadah
2,781 Liter
2,781 Liter
B. Berat wadah
2,676 Kg
2,676 Kg
C. Berat wadah + benda uji
6,571 Kg
6,571 Kg
D. Berat benda uji
(C – B)
3,895 Kg
3,895 Kg
Berat Volume
1,400 Kg/Liter
1,400 Kg/Liter
Berat Volume Rata-rata
=
= 1,400 Kg/Liter

b.      Kondisi Gembur

Observasi I
Observasi II
a.     Volume wadah
2,781 Liter
2,781 Liter
B. Berat wadah
2,676 Kg
2,676 Kg
C. Berat wadah + benda uji
6,191 Kg
6,223 Kg
D. Berat benda uji
(C – B)
3,515 Kg
3,547 Kg
Berat Volume
1,26 Kg/Liter
1,275 Kg/Liter
Berat Volume Rata-rata
=
= 1,2675  Kg/Liter

4. Analisis Spesific Gravity dan Penyerapan Agregat Halus

Tujuan :

Menentukan Specific Gravity adalah karakteristik umum yang digunakan untuk menghitung volume yang ditempatkan oleh agregat dalam berbagai campuran, termasuk semen, beton aspal, dan campuran lainnya yang proporsional.

Alat dan Benda Uji :

a.    Timbangan dengan ketelitian 0,1 gram atau kurang yang mempunyai kapasitas minimum sebesar 1000 gram atau lebih
b.    Piknometer dengan kapasitas 500 gram
c.    Cetakan kerucut pasir
d.   Tongkat pemadat dari logam untuk cetakan kerucut pasir

Berat contoh agregat halus disiapkan sebanyak 1000 gram. Contoh diperoleh dari bahan yang diproses melalui alat pemisah atau perempatan.

Prosedur Praktikum :

a.    Agregat halus yang jenuh air dikeringkan sampai diperoleh kondisi kering dengan indikasi contoh tercurah dengan baik
b.    Sebagian dari contoh dimasukan dalam metal sand cone mold. Benda uji dipadatkan dengan tongkat pemadat (tamper). Jumlah tumbukan adalah 25 kali. Kondisi SSD diperoleh, jika cetakan diangkat, butir-butir pasir longsor/runtuh.
c.    Contoh agregat halus sebesar 500 gram dimasukan kedalam piknometer. Kemudian piknometer diisi dengan air sampai 90% penuh. Bebaskan gelembung-gelembung udara dengan cara menggoyang-goyangkan piknometer, redamlah piknometer dengan suhu air (73,4±3)0F selama 24 jam. Timbang berat piknometer yang berisi contoh dengan air.
d.   Pisahkan benda uji dari piknometer dan keringkan pada suhu (213±130)0F. Langkah ini harus diselesaikan dalam waktu 24 jam (1 hari)
e.    Timbanglah berat piknometer yang berisi air sesuai dengan kapasitas kalibrasi pada temperature (73,4±3)0F dengan ketelitian 0,1 gram.

Hasil Pratikum :


Observasi I
Observasi II
A.  Berat piknometer
172
172
B.  Berat contoh kondisi SSD
500
500
C.  Berat piknometer + air + contoh SSD
954
956
D.  Berat piknometer + air
669
669
E.   Berat contoh kering
476
476
Apparent Specific Gravity
= 2,492
= 2,518
Bulk Specific Gravity Kondisi Kering
= 2,214
= 2,2347
Bulk Specific Gravity Kondisi SSD
= 2,326
= 2,347
Persentase absorpsi
 x 100%
 x 100%
= 5,042
 x 100%
= 5,04
Rata-rata
Apparent Specific Gravity
 = 2,505
Bulk Specific Gravity Kondisi Kering
 = 2,224
Bulk Specific Gravity Kondisi SSD
 = 2,3365
Persentase absorpsi
 x 100% = 5,041%
5.  Analisis Spesific Gravity dan Penyerapan Agregat Kasar


Tujuan :

Menentukan specific gravity dan penyerapan agregat kasar. Dari specific gravity dapat menentukan nilai bulk specific gravity, bulk specific gravity SSD, atau apparent specific gravity.

Alat dan Benda Uji :

a.    Timbangan dengan ketelitian 0,5 gram yang mempunyai kapasitas 5 kg
b.    Keranjang besi diameter 203,2 mm (8”) dan tinggi 63,5 mm (2,5”)
c.    Alat penggantung keranjang
d.   Handuk atau kain pel


Berat contoh agregat disiapkan sebanyak 11 liter dalam keadaan kering muka (SSD = Surface Saturated Dry). Contoh diperoleh dari bahan yang diproses melalui alat pemisah atau cara perempatan. Butiran agregat lolos saringan No. 4 tidak dapat digunakan sebagai benda uji.
Berat minimum benda uji yang digunakan ditentukan berdasarkan ukuran maksimum nominal yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Nominal Maximum Size (mm)
Minimum Mass (kg)
12,5
2
19,0
3
25,0
4
37,5
5

Prosedur Praktikum :

1.    Benda uji direndam selama 24 jam
2.    Benda uji dikeringkan permukaannya (kondisi SSD) dengan menggulungkan handuk pada butiran
3.    Timbang contoh. Hitung berat contoh kondisi SSD = A
4.    Contoh benda uji dimasukan ke keranjang dan direndam kembali di dalam air. Temperature air dijaga (73,4±3)0F, dan kemudian ditimbang, setelah dikeranjang digoyang-goyangkan di dalam air untuk melepaskan udara yang terperangkap. Hitung berat contoh kondisi jenuh = B
5.    Contoh dikeringkan pada temperature (212-130)0F. Setelah didinginkan kemudian ditimbang. Hitung berat contoh kondisi kering = C

Hasil Praktikum :


Observasi I
Observasi II
A.  Berat contoh SSD
3000 gram
2952 gram
B.  Berat contoh dalam air
1771 gram
1769 gram
C.  Berat contoh kering udara
2795 gram
2759 gram
Apparent Specific Gravity
=
= 2,729
=
= 2,786
Bulk Specific Gravity Kondisi Kering
=
= 2,274
=
= 2,332
Bulk Specific Gravity Kondisi SSD
=
= 2,441
=
= 2,500
Persentase absorpsi
 x 100%
=  X 100%
= 7,334 %
=  x 100%
= 7,00 %
Rata-rata
Apparent Specific Gravity
 = 2,758
Bulk Specific Gravity Kondisi Kering
 = 2,303
Bulk Specific Gravity Kondisi SSD
 = 2,471
Persentase absorpsi
 x 100% = 7,167%
6. Analisis Saringan Agregat Halus

Tujuan :

Menentukan distribusi ukuran partikel dari agregat halus dengan uji saringan.

Alat dan Benda UJi :

a.    Timbangan dan neraca dengan ketelitian 0,2% dari berat benda uji
b.    Satu set saringan dengan ukuran :
Nomor Saringan
Ukuran Lubang
Keterangan
Mm
Inchi
-
9,5
3/8
Perangkat saringan untuk agregat halus berat minimum contoh 500 g
No. 4
4,75
-
No. 6
2,36
-
No. 16
1,18
-
No. 30
0,60
-
No. 50
0,30
-
No. 100
0,15
-
No. 200
0,075
-
c.    Oven yang dilengkapi pengatur suhu untuk pemanasan sampai (110±5)0C
d.   Alat pemisah contoh (sampel spliter)
e.    Mesin penggetar saringa
f.     Talam-talam
g.    Kuas, sikat kawat, sendok, dan alat-alat lainnya

Benda uji diperoleh dari alat pemisah contoh atau dengan cara perempatan. Berat dari contoh disesuaikan dengan ukuran maksimum diameter agregat kasar yang digunakan pada tabel perangkat saringan

Prosedur Praktikum :

a.    Keringkan agregat sampel tes dengan berat yang telah ditenukan pada temperatur (110±5)0C, kemudian dinginkan pada temperatur ruangan
b.    Timbang kembali berat sampel agregat yang digunakan
c.    Persiapkan saringan yang akan digunakan
d.   Setelah saringan disusun, letakan sampel agregat di atas saringan
e.    Goyangkan saringan dengan tangan / mesin
f.     Hitung berat agregat pada masing-masing nomer saringan
g.    Total berat agregat setelah dilakukan saringan dibandingkan dengan berat semula. Jika perbedaannya lebih dari 0,3% dari berat semula sampel agregat yang digunakan, hasilnya tidak dapat digunakan.

Hasil Praktikum :

Ukuran Saringan (mm)
Berat Tertahan (gr)
Persentase Tertahan
Persentase Tertahan Komulatif
Persentase Lolos Komulatif
SPEC ASTM C33-90
9.50
0
0
0
100
100
4.75
1
0.2
0.2
99.8
95 – 100
2.36
85
17
17.2
82.8
80 – 100
1.18
162
32.4
49.6
50.4
50 – 85
0.60
148
29.6
79.2
20.8
25 – 60
0.30
61
12.2
91.4
8.6
10 – 30
0.15
33
6.6
98
2
2 – 10
0.075
9
1.8
99.8
0.2

PAN
2
0.4
100.2
-0.2

Modulus Kehalusan :  =  = 4,354
7. Analisis Saringan Agregat Kasar

Tujuan :

Menentukan distribusi ukuran partikel dari agregat halus dengan uji saringan.

Alat dan Benda Uji :

a.    Timbangan dan neraca dengan ketelitian 0,2% dari berat benda uji
b.    Satu set saringan dengan ukuran :
Nomor Saringan
Ukuran Lubang
Keterangan
Mm
Inchi
-
9,5
3/8
Perangkat saringan untuk agregat halus berat minimum contoh 500 g
No. 4
4,75
-
No. 6
2,36
-
No. 16
1,18
-
No. 30
0,60
-
No. 50
0,30
-
No. 100
0,15
-
No. 200
0,075
-

c.    Oven yang dilengkapi pengatur suhu untuk pemanasan sampai (110±5)0C
d.   Alat pemisah contoh (sampel spliter)
e.    Mesin penggetar saringa
f.     Talam-talam
g.    Kuas, sikat kawat, sendok, dan alat-alat lainnya

Benda uji diperoleh dari alat pemisah contoh atau dengan cara perempatan. Berat dari contoh disesuaikan dengan ukuran maksimum diameter agregat kasar yang digunakan pada tabel perangkat saringan

Prosedur Praktikum :

a.    Keringkan agregat sampel tes dengan berat yang telah ditenukan pada temperatur (110±5)0C, kemudian dinginkan pada temperatur ruangan
b.    Timbang kembali berat sampel agregat yang digunakan
c.    Persiapkan saringan yang akan digunakan
d.   Setelah saringan disusun, letakan sampel agregat di atas saringan
e.    Goyangkan saringan dengan tangan / mesin
f.     Hitung berat agregat pada masing-masing nomer saringan
g.    Total berat agregat setelah dilakukan saringan dibandingkan dengan berat semula. Jika perbedaannya lebih dari 0,3% dari berat semula sampel agregat yang digunakan, hasilnya tidak dapat digunakan.


Hasil Praktikum :

Ukuran Saringan (mm)
Berat Tertahan (gr)
Persentase Tertahan
Persentase Tertahan Kumulatif
Persentase Lolos Kumulatif
SPEC ASTM C33-50
25.00
0
0
0
100
100
19.00
429
21.45
21.45
78.55
90 – 100
9.50
1362
68.1
89.55
10.45
20 – 55
4.75
184
9.2
98.75
1.25
0 – 10
2.38
21
1.05
99.8
0.2
0 – 5
Modulus Kehalusan :  =  = 3.0955

8. Pemeriksaan Zat Organik dalam Agregat Halus

Tujuan :

Pemeriksaan kadar organik pada agregat halus dimaksudkan untuk mengetahui kadar organik yang terkandung dalam agregat halus. Kandungan bahan organik yang melebihi batas yang diijinkan dalam agregat halus dapat mempengaruhi mutu beton yang direncanakan.

Alat dan Benda Uji :

a.    Botol gelas tembus pandang dengan penutup karet atau gabus atau bahan penutup lainnya yang tidak bereaksi terhadap NaOH. Volume gelas 350 ml.
b.    Standar warna (Organik Plate)
c.    Larutan NaOH (350 ml)

Contoh pasir dengan volume 115 ml (1/3 volume botol).

Prosedur Praktikum :

a.    Masukan 115 ml pasir ke dalam botol tembus pandng (kurang lebih 1/3 isi botol)
b.    Tambahkan larutan NaOH 3%. Setelah di kocok, isinya harus mencapai kira-kira ¾ volume botol
c.    Tutup botol gelas tersebut dan kocok hingga lumpur yang menempel pada agregat nampak terpisah dan biarkan selama 24 jam agar lumpur tersebut mengendap
d.   Setelah 24 jam, bandingkan warna cairan yang terlihat dengan standar warna no. 3 pada organik plate (bandingkan apakah lebih tua atau lebih muda)

Hasil Praktikum :

         Setelah 24 jam, warna cairan lebih muda dari indikator warna ke 3 pada organic plate.

      
9. Pemeriksaan Kadar Lumpur dalam Agregat Halus


Tujuan :

Pemeriksaan ini bertujuan menentukan besarnya (persentase) kadar lumpur dalam agregat halus yang digunakan sebagai campuran beton. Kandungan lumpur < 5% merupakan ketentuan bagi penggunaan agregat halus untuk pembuatan beton.

Alat dan Benda Uji :

a.    Gelas ukur
b.    Alat pengaduk

Prxosedur Praktikum :

a.    Contoh benda uji dimasukan ke dalam gelas ukur
b.    Tambahkan air pada gelas ukur guna melarutkan lumpur
c.    Gelas dikocok untuk mencuci agregat halus dari lumpur
d.   Simpan gelas pada tempat yang datar dan biarkan lumpur mengendap setelah 24 jam
e.    Ukur tinggi pasir (V1) dan tinggi lumpur (V2)

Hasil Praktikum :

        Volume total        : 172 ml
         Volume lumpur    : 4ml
         Kadar lumpur 2,3255%



Itulah serangkaian percobaan yang kami lakukan pada praktikum minggu pertama, hasil praktikum yang kami dapat akan di simpan dan digunakan sebagai data pada praktikum mix design.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar